UTS BLOGGER KOMUNIKASI TERAPEUTIK

 KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA



Nama : Sahrina Nailatul Kamila

NIM : 1130023166


Di dalam dunia kesehatan, bentuk komunikasi terapeutik ini bertujuan untuk memberikan penyembuhan terhadap pasien melalui komunikasi. Baik dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya dituntut untuk menggunakan keterampilan dan teknik untuk membantu pasien memahami permasalahan yang dihadapi. Komunikasi terapeutik dapat mengondisikan pasien untuk dapat menyampaikan keluhannya dengan perasaan yang lebih tenang, nyaman dan percaya diri. Pada pasien usia lanjut, penurunan kualitas hidup dapat menyebabkan kebutuhan yang semakin banyak dan tindakan yang lebih khusus. Keterampilan komunikasi terapeutik yang mumpuni sangat dibutuhkan.

Cara Komunikasi Terapeutik Pada Lansia
1. Bangun rasa hormat
Gunakan sapaan yang membuat pasien lansia merasa lebih dihormati. Meskipun ada kalimat yang  mengatakan orang tua lansia akan bersikap kembali seperti anak-anak, bukan serta merta kita dapat berbicara seperti kepada anak-anak. Kekurangan yang mereka miliki baik secara fisik maupun kognitif bukan berarti dapat mengurangi kedewasaan mereka. Pasien usia lanjut biasanya akan lebih nyaman diperlakukan sebagai sesama orang dewasa. Gunakan sapaan yang formal atau kamu bisa mencari tahu sapaan seperti apa yang mereka sukai.

2. Menyediakan waktu khusus
Studi telah membuktikan bahwa pasien yang lebih tua menerima informasi dari dokter jauh lebih sedikit daripada pasien muda. Hal ini disebabkan karena pasien yang lebih tua membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menerima informasi. Ada sebuah trik agar pasien lansia dapat menaruh perhatian penuh ketika akan memberikan instruksi, yaitu pada saat memulai sesi di 60 detik pertama. Pastikan untuk membuat jadwal dengan pasien lansia secara khusus di waktu dan tempat yang kondusif, bahkan bila memungkinkan sempatkan waktu untuk menyapa dan bertemu dengan pasien di luar sesi untuk sekadar mengingatkan dan menanyakan kabar.

3. Berbicara dengan tatap muka
Beberapa pasien usia lanjut mungkin sulit untuk menerima informasi karena masalah penglihatan dan pendengaran. Maka dari itu pilihlah posisi yang berhadapan dengan wajah yang tampak jelas agar pasien lansia juga dapat memahami ekspresi dan dapat membaca gerak bibir. Bisa dengan duduk atau berdiri secara berhadapan. Penelitian membuktikan bahwa kepatuhan pasien usia lanjut meningkat ketika sesi dengan para dokter dilakukan secara tatap muka. Kontak mata juga menjadi salah satu bentuk komunikasi yang paling kuat. Mempertahankan kontak mata dapat menciptakan suasanya yang nyaman dan membangun rasa kepercayaan antara pasien dengan tenaga kesehatan.

4. Berbicara dengan sederhana
Cara terbaik untuk membuat pasien usia lanjut mengikuti instruksi dengan benar adalah dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Artinya bahasa yang digunakan haruslah mudah dimengerti oleh pasien. Apabila ditempatkan di daerah yang minim penggunaah bahasa Indonesia, biasanya pasien lansia lebih nyaman menggunakan bahasa daerah asalnya, atau sampaikan dengan bahasa Indonesia yang tidak berbelit-belit namun tetap sopan. Pastikan instruksi disampaikan dengan kalimat yang sederhana dan pendek. Menggunakan istilah medis terkadang membuat pesan dan instruksi tidak sampai kepada pasien khususnya pasien usia lanjut.

5. Berpegang pada satu topik dalam satu waktu
Satu topik dalam satu waktu berarti jelaskan informasi dengan garis besar kemudian berikan serangkaian langkah yang mudah diikuti secara berurutan.

6. Peka terhadap kondisi pasien
Ketika hendak menanyakan sesuatu berkenaan dengan pasien, sangat penting untuk meminta izin. Misalnya berkenaan dengan hal personal seperti pertanyaan mengenai keluarga. Pastikan pasien merasa nyaman selama sesi pertemuan berlangsung.

7. Libatkan keluarga
Apabila memungkinkan libatkan anggota keluarga pasien untuk dapat membantu pasien mengambil keputusan. Dalam hal proses komunikasi dengan pasien, anggota keluarga memiliki peran penting bahkan lebih efektif. Termasuk dalam menggali informasi terkait dengan kebutuhan mereka. Selain 7 cara komunikasi terapeutik pada lansia yang tertulis di atas, kamu juga perlu berlatih yang namanya kesabaran. Berlatih kesabaran mungkin akan menguras waktu, tenaga, bahkan perasaanmu. Kesabaran dapat dirasakan oleh pasien dan memberikan pengalaman yang nyaman terhadap pasien. 

Menurut Aspiani (2014), karakteristik lansia berbeda-beda sehingga kita harus memahami lansia tersebut. Dalam berkomunikasi dengan lansia ada teknik-teknik khusus agar komunikasi yang dilakukan berlangsung lancar dan sesuai tujuan yang diinginkan, yaitu:

1. Teknik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima dan memahami lansia dengan menunjukkan sikap peduli dan sabar untuk mendengarkan dan memerhatikan ketika lansia berbicara agar maksud komunikasi dapat dimengerti. Asetif merupakan pelaksanaan dan etika berkomunikasi. dan transaksional. Proses komunikasi dengan lansia harus memperhatikan beberapa hal yaitu faktor fisik, psikologi, sosial, spiritual untuk menerapkan keterampilan komunikasi yang tepat. Proses komunikasi dengan lansia akan terganggu apabila ada sikap agresif dan sikap non asertif. Dalam berkomunikasi dengan lansia ada teknik-teknik khusus agar komunikasi yang dilakukan berlangsung lancar dan sesuai tujuan yang diinginkan, yaitu asertif, responsif, fokus, suportif, klarifikasi, sabar dan ikhlas. Saat berkomunikasi dengan lansia dengan keterbatasan fisik seorang perawat harus dapat menemukan solusi yang tepat agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan tujuan dari komunikasi dapat tercapai.
        









Comments

Popular posts from this blog

My Holiday Sejarah Kampungku Banyuwangi

RESUME PENGUATAN JATI DIRI ISLAMI DAN PEMANFAATAN TEKHNOLOGI INFORMASI UNTUK PENINGKATAN